Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDA Space Teens

Double Esspresso - Something Beautiful

minmerry's picture

@ DOUBLE ESSPRESSO

...wish.

may be,...Luck. 

Pray!

ehm... yep,

still Pray....

its something beautiful. sesuatu yang indah.

A wish..

nyeri.

saat terbangun di pagi hari, selalu saja nyeri itu belum hilang.
bahuku sakit. percayalah, aku sudah mengoreksi gaya tidur, telentang,
telungkup, tetap saja bangun dengan bahu yang kaku dan sakit.

mengerakkan bahu dan lengan kananku terasa menyiksa.

 

Dandelion.

aku ingat, aku melihat ada dandelion ketika dia datang. tamu.
seorang lelaki. dandelion itu terbang. melayang. aku terusik. Dengan
tangan aku ingin menyentuh dandelion kecil itu, saat terbang didepanku.
tapi tentu saja terlalu ringan untuk bisa ku sentuh. gerakkan tanganku
membuat dandelion itu terbang semakin jauh. ada angin yang membuatnya
terbang lebih jauh.

kemana dandelion ini akan berhenti? dimana dia berhenti, disanalah dia putuskan untuk tumbuh.

 aku baru akan melamunkan padang rumput..., eh...

'Keiraaaa....'

panggilan itu membuyarkan lamunanku. tamuku. dia yang membuka pintu, dan dandelion itu masuk.

dengan Nikon di tangan kanan. kemeja abu abu kotak kotak. jeans. sepatu sport.

'Kekasihku...'

aku melongo. dia memainkan windbell ku. 

'Aku dateng nih, Kei. kopi dong...'

'lho bukannya takut pesawat? kog bisa dateng?'

dia nyengir, dan tertawa.

'Aku foto foto ya, kei. ayo, bikinin kopi... aku denger cerita
mereka soal coffee shop kamu, Kei, terutama si Joli, aku penasaran..
bikinin, ayo...'

dan dia, dengan antusiasme, tidak memperdulikan aku menatapnya tanpa roh.

Ebed.

Photographic memory? - Ebed-, tentu saja, tidak salah lagi, jika ada yang Bertanya pada ku.

Tetapi dia juga akan menyatakan hal yang sama terhadapku.

 

photographic memory, buat aku dan ebed adalah bukti ingatan kami yang parah.

dan disyukuri.

photographic tidak photographic pun,

ingatan dia payah.

ingatanku lebih parah.

dan dia jauh lebih lucu.

dia selalu lebih lucu.

dia tahu entah uda berapa kali aku keluar dengan sandal jepit
kegedean 5 nomor, dan aku lupa untuk menukarnya dengan flat shoe-ku.
dia juga tahu aku seharusnya mengembalikan coklat di rak supermarket,
yang terjadi adalah aku membawa coklat itu pulang (DI TANGAN), tanpa
membayar. dan ga ada detector yang berbunyi. 

tentu saja Tuhan itu adil.

Karena,

aku juga tahu dia sering maksa anak tetangganya untuk main ke
rumahnya, dia seneng kaya menang lotere di Las Vegas. Lupa naro
kacamata dimana, dan dengan senang hati aku sengaja menunda
memberitahukan bahwa kacamatanya uda dia pake sejak 30 menit yang lalu.

 

merasa mendapat kembarannya, dia berkata 'Tuhan Yesus......ternyata aku tidak sendirian di dunia ini...............'

dan aku setuju dengan apa pernyataannya, 'Tidak ada orang di dunia
yang suka sama anak2 yang tidak berhati lembut spt anak2 juga...'

 

aku tidak bisa lebih setuju lagi. -dan disinilah dia, Ebed, orang
berhati lembut. sedang nangkring di atas coffee bar ku, mengambil foto.

Aku membuatkan sesuatu yang manis untuknya.

suasana coffee shop tenang. sambil menunggu Ebed mengambil foto, aku melayani tamu. esspresso, esspresso dan esspresso.

aroma kepekatan yang hangat, menenangkan.

sudah berada dimana dandelion itu?

aku senang menikmati waktu yang sekarang. berjalan dengan perlahan.
setiap gerakan manusia didalam coffee shop ini terasa dramatis. ayunan
tangan. senyum. kerutan di dahi mereka yang belajar di sudut.

dimana dandelion itu akan jatuh?

 

 306 Iced Coffee.tif

coffee bar.

'Kei, aku ga bisa ampe malem nih. mau temenin si bungu tidur. sori lho.'

Aku mengangguk.

'seneng ya jadi orang tua, bed?' tanyaku. aku meneguk sedikit
esspresso ku. Ebed tergoda ingin mencoba. aku memberikan segelas lagi
untuknya.

'Iya, Kei.'

'bagian dari hidup manusia, lahir, anak2, lalu dewasa. udah mulai dewasa ya berubah juga sih Kei..'

aku mengangguk.

'Tapi itu wajar..'  

'Mau yoghurt?' aku menawarkan. tentu saja dia menerima, yoghurt
manggo-ku. tidak susah berbagi antusias dengannya. Rohku dengan senang
hati balik, dan mood ku berubah ke level terbaik.

'Ya, Bed. Aku sungguh ga mengerti. semua kewajaran itu tetap
membuatku takut. padahal aku sekarang sendirian, apalagi yang bisa ku
takutkan?'

'Maksude piye Kei?'

'Banyak hal yang tersembunyi. menceritakannya, menuliskannya, tidak akan membuatnya bisa ditemukan.'

Ebed menuliskan sesuatu pada papan menu di coffee bar. papan menu yang manis.

Your word is a lamp to my feet and a light for my path ~ Psalm 119:105

'Mereka,...' ebed menggantungkan kalimatnya

'Yang penting bagaimana kita duluan mencintai mereka..., dan tetap begitu untuk seterusnya.'

dia menarik selembar tissue, mengulurkannya untukku.

'Mata kamu kemasukan debu, Kei. nih...'

Aku tertawa juga, walau dari mataku mengalir apa yang ingin dikatakan perasaanku.

'Sesungguhnya, Itu yg membuat hidup jadi lebih hidup, mencintai dan dicintai...'

aku kembali meneguk esspresso ku. ebed juga.

mencoba merasakan esspresso dan kata kata ebed.

dia sudah terbiasa dengan pahitnya. kentalnya. 'Enak, Kei...'

'Sering sering datang ya...bawa cuties kalo sempat. aku pingin kenalan ama mereka bed..'

dan sore itu menjadi penuh tawa. cerita demi cerita.

gerakkan tangan, ayunan tangan, seyuman, wajah yang lesu, tatapan
penuh harapan. semua dalam coffee shop selalu terasa lambat. seolah ada
yang menonton semua kejadian dalam coffee shop ini.

seolah semua ini terlalu kecil, berlalu, jangan simpan harapan sekecil apapun untuk ingin mengulangnya.

aku membekali ebed puding yang manis dan tiramisu. dia bisa
menghabiskan malamnya menonton cartoon dengan cuties ditemani pudding
dan tiramisu dari @double esspresso.

membayangkan hal itu, membuat aku bersemangat.

aku mengantarkan ebed ke pintu. dia sudah puas menghabiskan memori
kameranya dengan mengambil foto dari windbell, deretan mug sampe sendok
kopi. semua menarik perhatiannya. si bungsu akan merindukan ayahnya,
aku harus merelakan tamu favoritku pulang.

ada yang menunggu kepulangannya.

ebed pulang.

suasana mulai sepi.

suara suara yg meninggi berkurang. lebih teredam.

dan aku melihat itu.

didepan @Double Esspresso.

 

puluhan, bahkan ratusan Dandelion dandelion kecil  yang terbang
mengikuti angin. twilight. matahari lebur dalam dua warna. dandelion
kecil itu memilih senja untuk berangkat.

aku memejamkan mata. berdiri dan merasakan angin itu mempermainkan ingatanku.

ingatanku...

dulu.

pekarangan belakang rumah.

rumput yang tinggi.

berwarna kuning.

siapa itu?

aku, itu aku. aku memegang sebuah dandelion yang mekar dengan sempurna.

aku dalam babydoll yang menawan.

aku berharap, membisikannya dan meniup dandelion itu.

dan mereka pergi mengabarkan harapanku.

amanatku pada mereka.

aku tidak bs melihat kemana mereka akhirnya. mereka adalah pembawa pesan yang kupilih. rahasia yang kupunya.

rahasiaku pada sesuatu yang indah.

 

intro. lagu. nada. terdengar suara pengamen disudut jalan coffee shop,

 

If you put your arms around me,
Could it change the way i feel?

dia memakai gitar usang. suaranya bagus.

I guess I let myself believe
That the outside might just bleed its way in
Maybe stir the sleeping past
Lying under glass
Waiting for the kiss
That breaks this awful spell
Pull me out... of this lonely cell

bukan hanya aku yang sendirian, aku mengingatkan diriku sendiri. mendengarkan. suaranya jernih.

Close my eyes and hold my heart
Cover me and make me something
Change this something normal
Cnto something beautiful

entah kenapa aku melipat kedua tanganku, dan menyebutkan 'Bapa...'

What I get from my reflection
Isn't what I thought i'd see.
Give me reason to believe
You'd never keep me incomplete
Will you untie this loss of mine?
It easily defines me,
Do you see it on my face?
That all i can think about is how long
I've been waiting to feel you move me.

 'Sungguh indah...'

Close my eyes and hold my heart
Cover me and make me something
Change this something normal
Into something beautiful
Into something beautiful
Into something beautiful

'menanykan soal dandelion dandelion kecil padaMu. kemana mereka akan pergi?'

And I'm still fighting for the word
To break these chains
And I still pray when I look in your eyes
You'd stare right back down
Into something beautiful

Jars Of Clay ~ Something Beautiful

 

dan dia berhenti bernyanyi saat lagunya selesai. dia duduk,
memainkan lagu dengan gitarnya. lagu yang tadi. tapi dia tidak
bernyanyi.

dia duduk disebuah kursi yang cukup tinggi. topinya menutup matanya.

aku tidak bisa melihat wajahnya. butuh beberapa langkah untuk bisa melihatnya dengan jelas.

teringat, aku berlari masuk kedalam coffee shop, buru buru mengeluarkan cup. Frothing, extract...

30 detik.

dan berjalan keluar dengan esspresso ditanganku.

berjalan pada pengamen itu.

And I'm still fighting for the word
To break these chains
And I still pray when I look in your eyes
You'd stare right back down
Into something beautiful

Jars Of Clay ~ Something Beautiful

dia terkejut aku mengulurkan esspresso padanya. panas. dia akan suka.

aku meletakkan selembar uang kedalam botol besar tempat dia mengumpulkan uang dari usaha mengamennya.

selembar uang itu cukup untuk makan malam yang baik, sebuah buku dan syal yang hangat.

tapi dia bahkan tidak melihat uang yang kuberikan.

dia menerima esspresso dariku.

dia menatapku lama sekali.

aku menunggu dia berkata sesuatu. tetapi dia tidak mengatakan apa apa.

'Nikmati esspressonya, teman. lagu itu sangat bagus...'

aku berbalik dan melangkah kembali ke coffee shop.

'Sebentar..., tolong, tunggu sebentar...'

aku terkejut dia memanggilku. aku melihat dia mengulurkan tangannya... dia memberiku sesuatu.

Clover

 whispering u...., This world is so much beautiful, isn't it?

 

 


 

The four-leaf clover
is an uncommon variation of the common, three-leaved clover. According
to tradition, such leaves bring good luck to their finders, especially
if found accidentally.According to legend, each leaflet represents
something: the first is for hope, the second is for faith, the third is for love, and the fourth is for luck. The name "four-leaf clover" is a misnomer (From Wikipedia, the free encyclopedia)

 


The common name Dandelion (IPA: /?dænd?la??n/) is given to members of the genus and like other members of the Asteraceae family, they have very small flowers collected together into a composite flower head. Each single flower in a head is called a floret. Many Taraxacum species produce seeds asexually by apomixis, where the seeds are produced without pollination, resulting in offspring that are genetically identical to the parent plant. (From Wikipedia, the free encyclopedia)

 


* Word that i highlight with green, adalah yang sangat min suka  dari dandelion dan clover.

Clover, Four leafed: Symbol Of Good Luck
 

 


^-^

Disclaimer | Situs ini dibuat oleh Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) © 2008-2024 | Buku Tamu | E-mail: webmastersabda.org
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Laporan Masalah/Saran