the heart of God

Prolognya adalah kisah seorang pengemis tua yang biasa mangkal di sudut traffic light jalan wolter monginsidi, di suatu kota antah berantah. Padatnya jalanan dan deru kendaraan bermotor seakan jadi makanan sehari-hari bagi nenek pengemis yang dengan setia mengadahkan tangannya. Jalan monginsidi boleh dibilang sentralnya kota, sehingga minggu pagi itu menjadi amat ramai, terlebih lagi jalan itu punya akses ke empat gereja besar.

Istilah mak comblang dipakai sebagai sebutan bagi orang yang hobi ngejodohin orang lain pastinya udah familiar banget. Rasanya susah dicari padanan kata yang lebih klop. Biasanya neh sobat teens semangat banget (ato cenderung nekat ya) kalo lagi berperan sebagai mak comblang. Meski ntar akhirnya ga dapet apa2, tapi berasa puas kalo sahabat kita bias dapetin gebetan yang matching..

Shallom.. Semangat pagi!! Nah kapanpun kalian membaca, anggaplah hari masih pageee.. Semangat full, sukacita abis di recharge.. Sobat, di hand pattern game (blogku terdahulu), kita belajar bahwa salah satu bagian tubuh yang paling merepresentasikan kita banget adalah telapak tangan. Trus..trus.. kalo bagian tubuh yang paling kuat apaan?? Mungkin ada yang menjawab tulang ato gigi? Hmm..boleh dah, tapi ada satu lagi yang ga boleh ketinggalan, yaitu hati.. Lho kog?

Musa tersujud dan berdoa, merangkai fragmen-fragmen masa lalu ketika Tuhan memakainya luar biasa sebagai pemimpin Israel. Pikirannya menerawang ketika ia membawa bangsa tersebut melintasi Laut Teberau, padang gurun, bentangan bukit dan lembah savana. Menghadapi Firaun, berperang dengan bangsa-bangsa, bahkan pemberontakan oleh bangsanya sendiri. Semua telah dilaluinya. Namun kini semua tinggallah rangkaian cerita masa lalu. Dan kali ini adalah bagian terberatnya. Harus sampai disini. Tuhan meminta Musa untuk berhenti, berhenti melayani Nya sebagai hakim atas Israel.