Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDA Space Teens
Feed aggregator
Kunjungan GKI Bintaro ke SABDA: Belajar AI untuk Pelayanan dan Studi Alkitab
Oleh: Salomo
Halo Sahabat SABDA! Saya ingin menceritakan pengalaman saya saat menjadi tim teknis dalam acara SABDA pada 10 Mei 2025. Acara ini cukup spesial karena SABDA mendapat kunjungan dari GKI Bintaro. Acara ini berlangsung secara on site di gedung Griya SABDA. Saya tidak sendiri, ada beberapa staf SABDA yang ikut serta, ada Ibu Yulia, Ibu Elly, Pak Yudo, Kak Christian, Kak Melisa, dan Kak Ryan.
Saya sangat senang terlibat dalam pelayanan ini. Bersyukur, banyak peserta, yang adalah guru Sekolah Minggu, berkesempatan belajar tentang AI-4-GOD!. Tentunya, mereka mendapat banyak pelajaran berharga dan merasa terbantu dengan adanya teknologi AI sebagai asisten untuk mempersiapkan bahan ajar. Antusiasme peserta untuk belajar juga bisa saya lihat saat mereka datang 15 – 20 menit lebih awal dibandingkan perkiraan kami. Karena itu, tim teknis yang masih mempersiapkan hal-hal terkait teknis terkejut dengan kedatangan peserta. Bersyukur, saya berkesempatan untuk berelasi juga dengan mereka.
Dalam acara ini, saya banyak membantu dalam teknis dan perlengkapan. Saya membantu Kak Christian dan Kak Ryan untuk mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan selama acara berlangsung, seperti kamera, laptop, speaker, dan monitor. Walaupun ada beberapa masalah teknis saat mengatur perlengkapan, bersyukur saat acara berlangsung tidak ada masalah teknis yang mengganggu.
Saat sesi materi dimulai, saya melihat bahwa para peserta sangat serius untuk belajar materi yang diberikan. Selain itu, saat melakukan sesi praktik menggunakan AI dengan prompt F.O.K.U.S. dan menggunakan AI untuk Pendalaman Alkitab (PA) dengan metode AI Squared (AI2), peserta sangat aktif berinteraksi dengan pemateri maupun AI. Setelah acara selesai, peserta memberikan testimoni bahwa mereka berkomitmen untuk ke depannya menggunakan AI sebagai asisten dalam proses mempersiapkan bahan ajar Sekolah Minggu.
Saya sendiri sangat bersyukur karena bisa menjadi bagian dari acara kunjungan GKI Bintaro ini dan berharap kedepannya juga bisa selalu membantu acara SABDA lainnya. Apabila Sahabat SABDA ingin mengakses arsip-arsip roadshow SABDA, silakan kunjungi situs SABDA AI. Apabila gereja atau komunitas Anda rindu untuk mendapatkan seminar AI-4-GOD!, silakan menghubungi kami melalui WhatsApp di no. 0821-3313-3315. Sekian pengalaman yang saya dapat ceritakan. Tuhan Yesus memberkati kita semua!
Amanat Agung — Tema Alki-TOP Sepanjang Mei 2025
Hai Sahabat SABDA. Kali ini, saya mau berbagi berkat lagi tentang pelayanan Alki-TOP yang kami lakukan sepanjang Mei. Bagi Sahabat SABDA yang belum tahu apa itu Alki-TOP, Alki-TOP adalah satu seri Pendalaman Alkitab (PA) yang dilakukan untuk membahas pasal-pasal yang terkenal yang kami sebut pasal TOP dalam Alkitab dari sudut pandang yang baru. Nah, sepanjang Mei, kami mengangkat tema Amanat Agung dan ayat-ayat/topik yang digali adalah Matius 9:35-38 (Hati yang Penuh Belas Kasihan), Lukas 15:1-7 (Hati yang Mencari Jiwa Terhilang), dan Kisah Para Rasul 1:6-11 (Hati yang Sampai ke Ujung Bumi). Selain saya dan kak Yudo sebagai host, ada 6 tamu kita yang terlibat dalam penggalian Alki-TOP Mei ini, yaitu: Ernavina, Salomo, Agnes, Joseph, Joice, dan Hizkia.
Sepanjang Mei ini, atmosfer dalam penggalian yang kita lakukan melalui Instagram @ayo.pa terasa hangat sekali. Meskipun ada beberapa ayat yang lumayan sulit, tetapi karena dibahas secara bersama-sama, bisa menghasilkan penggalian yang cukup mendalam. Ditambah lagi dengan guest (tamu) yang berbeda-beda setiap minggunya, maka pembawaannya pun berbeda, bahkan dari daerah yang berbeda pun kita bisa saling melengkapi melalui setiap penggalian firman Tuhan.
Secara pribadi, saya paling terkesan dengan Alki-TOP pada 26 Mei. Saat itu, kami membahas tentang Kisah Para Rasul 1:6-11. Meskipun ayat ini terasa familiar, tetapi ketika digali, wah ada banyak hal yang diingatkan, direnungkan, bahwa ditegur lewat kebenaran firman Tuhan ini. Di ayat 8 misalnya, diingatkan tentang tugas saya untuk menjadi saksi sampai ujung bumi. Namun, istimewanya, ada janji Tuhan Yesus yang memberi kuasa (dunamos) untuk menggerakkan saya bersaksi. Saya diingatkan untuk menjadi saksi Yesus, yang berarti menjadi alat Allah untuk menyampaikan Injil dan menunjukkan kasih serta kuasa Kristus di dunia ini, mulai dari lingkungan terdekat sampai ke seluruh dunia, dengan kuasa Roh Kudus. Itu adalah panggilan utama setiap pengikut Kristus, termasuk saya. Bersyukur untuk panggilan Tuhan.
Tulisan ini mungkin sedikit dari apa yang bisa saya bagikan. Mari Sahabat SABDA simak arsipnya di Instagram @ayo.pa. Ngomong-ngomong, apakah Sahabat SABDA juga rindu untuk menjadi guest dalam PA Online Bareng Seri Alki-TOP selanjutnya? Silakan kontak kami di WA 08812979100 atau melalui Instagram @ayo.pa ya. Jangan lupa untuk gabung dalam PA ini setiap Senin, pkl. 19.30 WIB, untuk belajar Alkitab bersama. Salam #Ayo_PA!
Berkarya Bersama Tim SABDA Resources
Oleh: Nuel
Shalom Sahabat SABDA! Bertemu lagi dengan saya Nuel, staf magang di YLSA dari Universitas Kristen Teknologi Surakarta, melalui tulisan ini. Selama magang di SABDA, saya banyak terlibat di tim SABDA Resources (SR). Tim SR berfokus mengolah berbagai bahan/konten yang alkitabiah dan multimedia, dan mendistribusikannya melalui berbagi platform SABDA.
Di tim ini, saya mendapatkan berbagai tugas, seperti editing video, editing audio, membuat blog, dan masih banyak lagi. Namun, tugas yang menarik buat saya adalah Desain Grafis, karena kita bisa menyampaikan pesan melalui media visual grafis berupa gambar-gambar. Untuk pembuatannya, saya menggunakan aplikasi Canva pro. Pada awalnya, saya masih kurang memahami beberapa fitur di Canva pro. Soalnya, versi Canva yang sering saya pakai itu berbeda sekali dengan yang dipakai oleh teman-teman di tim SR. Mungkin karena versi pro dan gratis, jadi itulah yang memengaruhi beberapa fitur yang disediakan. Seiring berjalannya waktu, sedikit demi sedikit saya dapat memahami fitur-fitur yang tersedia di Canva pro dan siap membuat karya media dengan alat tersebut. Puji Tuhan!
Saya sangat bersyukur atas kesempatan dan berkat yang Tuhan berikan sehingga saya bisa magang di YLSA. Saya belajar banyak dari pengalaman magang di tempat ini. Saya bisa belajar memakai aplikasi yang lebih profesional. Kiranya pengalaman dan pelajaran yang saya dapatkan ini bisa saya kembangkan lagi untuk melayani Tuhan dengan lebih baik lagi. Oh ya, semoga tulisan ini menginspirasi dan memberkati Sahabat SABDA sekalian. Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca blog ini. Tuhan Yesus memberkati.
Belajar tentang “Hidup dan Iman” dari Kitab Roma
Sepanjang Mei, seluruh staf Yayasan Lembaga SABDA melakukan pendalaman Alkitab dari kitab Roma. Setiap hari, kami membahas satu pasal dengan kelompok Pendalaman Alkitab (PA) kami masing-masing. Kelompok saya terdiri dari Kak Pio, Sdr. Aldo, Sdr. Nuel, dan saya sendiri.
Sebelum memulai PA pasal 1, kami menonton bersama dua video dari The Bible Project tentang pengantar kitab Roma. Video ini sangat membantu memberikan gambaran besar isi kitab Roma sehingga kami bisa melihat kaitannya dari pasal ke pasal.
Selama PA, kami mengikuti langkah-langkah yang sudah ditetapkan agar diskusi lebih fokus dan mendalam. Berikut langkah-langkah PA yang kami pakai:
1. Baca pasal sehari sebelumnya: Kami membaca pasal yang akan dibahas sehari sebelum PA. Ini membantu supaya saat diskusi, kami sudah siap dengan pemahaman awal dan pertanyaan pribadi.
2. Berdoa sebelum mulai PA: Kami selalu memulai PA dengan doa, meminta pertolongan Roh Kudus untuk memimpin, dan membuka hati kami terhadap firman Tuhan.
3. Me-review ulang pasal hari itu dalam waktu yang singkat: Sebelum mulai sharing, kami diberi waktu sekitar 5 menit untuk membaca ulang atau mengingat kembali isi pasal yang akan didiskusikan.
4. Fokus pada pelajaran tentang Hidup dan Iman: Dalam setiap pasal, kami mencari pelajaran utama tentang bagaimana hidup yang benar dan bagaimana iman yang sejati itu digambarkan.
5. Gunakan metode PA S.A.B.D.A. atau AI Squared: Metode ini membantu kami menggali isi pasal secara terstruktur dan mendalam, bukan hanya berbagi pendapat.
6. Sharing-kan pelajaran yang didapat: Setiap anggota berbagi pelajaran yang mereka tangkap dari pasal tersebut. Sharing ini memperkaya hasil penggalian firman Tuhan karena setiap orang bisa melihat firman dari sudut pandang yang berbeda.
7. Cari aplikasi praktis untuk bisa diterapkan dalam hidup sehari-hari.
8. Terakhir, PA ditutup dengan doa, termasuk mendoakan pokok-pokok doa pribadi dari setiap anggota.
Sahabat SABDA dapat menggunakannya langkah-langkah ini ketika PA di tempat pelayanan masing-masing atau PA pribadi. Boleh juga lho langkah-langkah ini dibagikan ke rekan-rekan yang lain supaya bisa mempraktikkannya juga.
Selama pendalaman kitab Roma, saya sangat dikuatkan dengan penggalian tentang iman dan hidup. Hal ini menunjukkan bahwa saya dibenarkan oleh iman, bukan oleh usaha saya sendiri (Roma 1; 3; 4; 5; 10). Kita diselamatkan karena percaya kepada Yesus, seperti Abraham yang percaya pada janji Allah. Keselamatan adalah anugerah, bukan hasil kerja keras saya, dan tersedia bagi setiap orang yang percaya kepada Yesus.
Namun, iman itu tidak berhenti di “percaya” saja. Paulus menjelaskan bahwa iman sejati akan terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Roma 2; 6; dan 12–15 menekankan pentingnya hidup dalam ketaatan, kasih, rendah hati, dan saling membangun. Kita seharusnya hidup bukan untuk diri sendiri, tetapi untuk Tuhan. Meski dalam kenyataan, saya sendiri masih bergumul dengan dosa (Roma 7), saya punya pengharapan karena Roh Kudus menolong saya untuk hidup benar (Roma 8). Hidup Kristen berarti mempersembahkan diri sebagai persembahan hidup bagi Allah, dan melayani satu sama lain dalam kasih.
Belajar kitab Roma bukan hanya soal tahu banyak ayat, tetapi tentang bagaimana saya hidup berdasarkan kebenaran itu. Saya bersyukur untuk kesempatan menggali surat Roma bersama teman-teman. Saya belajar bahwa iman yang sejati akan membentuk hidup yang sejati dan hidup yang taat, penuh kasih, dan terarah kepada Tuhan. Kiranya tulisan ini bisa memberkati Sahabat SABDA semua.
Roadshow AI-4-GOD! di UKDW dan GKKK Yogyakarta
Salam sejahtera untuk Sahabat SABDA, di mana pun Anda berada. Kali ini, saya akan sharing terkait roadshow SABDA di Yogyakarta, yang bertempat di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) dan Gereja Kristen Kalam Kudus (GKKK) Yogyakarta, pada 25 April 2025. Dalam Roadshow kali ini, kami berangkat berlima, ada Pak Max, Bu Yulia, Bu Evie, Sdr. Aldo, dan saya.
Roadshow ini dilakukan sehari penuh; siang hari dilakukan di UKDW dan malam harinya di GKKK Yogyakarta. Kami berangkat dari kantor SABDA sekitar pkl. 06.30 WIB dan sampai di Yogyakarta sekitar pkl. 08.00 WIB. Di UKDW, tim SABDA berkesempatan mengisi salah satu materi tentang Menggunakan AI untuk Meningkatkan Pembelajaran Alkitab di Sekolah untuk guru-guru se-Jawa tengah dan Yogyakarta. Bersyukur, walaupun susunan acara tersebut sangat padat dan waktu presentasi yang mepet, tetapi kami masih bisa menyampaikan materi dengan baik.
Di UKDW, saya bertemu beberapa guru dan berinteraksi dengan mereka di booth SABDA. Sebagai programmer di SABDA, saya bisa menerima impresi penggunaan aplikasi SABDA, yang ternyata sangat berguna bagi mereka, baik secara pribadi maupun ketika mengajar di sekolah dan pelayanan.
Sore harinya, tim SABDA berkesempatan melayani di GKKK Yogyakarta. Nah, banyak jemaat GKKK Yogyakarta dari rentang umur anak muda sampai orang tua hadir di tempat ini. Saya bersyukur saat melayani di GKKK Yogyakarta karena para peserta excited dengan materi yang tim SABDA sampaikan. Beberapa peserta merupakan Guru Sekolah Minggu, dan mereka berharap materi SABDA ini bisa menjadi alat yang memperlengkapi mereka dalam melayani untuk memuliakan nama Tuhan.
Bagi Sahabat SABDA yang ingin mengakses materi-materi roadshow kami, silakan mengunjungi situs SABDA AI. Apabila gereja atau komunitas Anda rindu untuk mendapatkan seminar AI-4-GOD!, silakan menghubungi kami melalui WhatsApp di 0821-3313-3315. Sekian blog saya kali ini, Tuhan Yesus Memberkati. Salam AI-4-GOD.
Modul Baru, Semangat Baru: Kelas “Kehidupan Nabi Besar”
SABDA Ministry Learning Center (MLC) kembali mengadakan kelas online, yaitu kelas Kehidupan Nabi Besar (KNB), pada 23 – 30 April 2025. Secara pribadi, saya merasa kelas ini sangat berkesan karena kami berkesempatan menyusun modul baru KNB. Kalau ada modul baru, berarti kelasnya juga baru pertama kali dibuka. Yeay! Sebanyak 88 peserta mengikuti kelas KNB. Bersyukur, kelas ini dapat meluluskan 79 peserta, yang info kelulusannya bisa Sahabat SABDA cek di Instagram @sabda_mlc.
Diskusi dalam kelas ini dilakukan selama 5 hari dengan 5 pelajaran utama, yaitu: Pengantar dan Latar Belakang; Kehidupan Nabi Besar Yesaya; Kehidupan Nabi Besar Yeremia; Kehidupan Nabi Besar Yehezkiel; dan Kehidupan Nabi Besar Daniel.
Setiap peserta wajib mengikuti semua persyaratan, mulai dari membaca modul dengan saksama, mengerjakan tugas tertulis (pilihan berganda), dan aktif berdiskusi di kelas. Peserta dibagi ke dalam 4 grup kelas diskusi, yang masing-masing grup memiliki moderator dan admin. Selain saya, ada Rei, Bima, dan Milly sebagai moderator, dan Mei serta Melisa sebagai admin yang menolong dalam kelas ini.
Secara pribadi, saya sangat senang dan bersyukur sekali karena ini adalah modul baru pertama yang kami susun pada 2025 ini. Apalagi teologi biblika dan historika belum terlalu banyak dibuka. Karena itu, saya sangat antusias ketika menyusun modulnya dengan dibantu oleh sdr. Rei, dan dicek final oleh Ibu Yulia. Selama menyusun modul, banyak hal baru yang saya dapatkan meskipun sebelumnya saya sudah membaca kitabnya. Bagian saya adalah menambahkan pengetahuan saya terkait kehidupan 4 nabi besar ini yang saya dapatkan dari membaca referensi-referensi, dan penerapannya untuk masa sekarang.
Selama diskusi, saya semakin diperkaya dengan sharing dan diskusi yang tajam dari para peserta. Bagaimana tidak, 10 pertanyaan yang diskusikan cukup sulit, tetapi justru mendorong peserta untuk lebih banyak menggali referensi dan bahan yang bisa memperlengkapi. Menurut saya, mendiskusikan Nabi Yehezkiel menjadi bagian yang paling seru. Sebagai nabi yang diutus Allah, memang Yehezkiel cukup berbeda dengan Yeremia dan Yesaya. Dia menyampaikan tentang dosa individual yang harus ditanggung oleh umat (Yeh. 18:20). Selain itu, kita tahu bahwa Israel adalah bangsa yang tegar tengkuk. Banyak cara yang sudah Allah kerjakan untuk menegur bangsa ini. Alhasil, cara tersebut tidak mempan dan sering diabaikan. Karena Allah adalah Allah yang kreatif, Dia memakai alat peraga yang berbeda dan aneh melalui Yehezkiel supaya Israel dapat melihat secara visual betapa najisnya dosa-dosa mereka. Secara pribadi, saya sangat bersyukur di hadapan Tuhan. Kiranya ini menjadi cermin yang baik untuk saya juga bisa meneladani para nabi besar dan tetap taat melakukan panggilan-Nya.
Kami mengajak Sahabat SABDA untuk bisa belajar modulnya secara mandiri. Sahabat SABDA bisa mengaksesnya di situs pesta.org dan temukan berkat-berkatnya. Bagi Sahabat SABDA yang rindu untuk mengikuti kelas-kelas MLC berikutnya, jangan ragu untuk menghubungi kami di 0821-3313-3315. Kami sangat menantikan kehadiran rekan-rekan di kelas MLC berikutnya. Sampai jumpa.
“AI dan Dark Side”: Refleksi dari #AITalks untuk Masa Depan Gereja
Oleh: Salomo
Halo Sahabat SABDA! Apa kabar? Saya berharap Sahabat SABDA senantiasa merasakan sukacita yang melimpah dalam Tuhan. Pada 14 April 2025, SABDA mengadakan seminar #AITalks bertajuk AI dan The Dark Side I yang membahas tentang menggunakan teknologi AI bagi kemuliaan Tuhan. Lalu, pada 28 April 2025, diadakan seminar #AITalks bertajuk AI dan The Dark Side II yang membahas tentang risiko, pengaruh, dan respons orang Kristen terhadap sisi gelap dunia AI.
Menurut saya seminar ini sangat menarik karena sebagai pengguna AI, saya merasakan bahwa AI sangat membantu dalam kehidupan saya sehari-hari. Akan tetapi, penting untuk mengingat kembali bahwa terlalu sering menggunakan AI dapat membuat kita terlalu bergantung terhadap jawaban AI tanpa berpikir lebih dalam lagi. Atau, dengan kata lain kita langsung menerima jawaban AI, tetapi bisa saja jawaban AI tersebut tidak benar, bias, atau menyesatkan. Bagi saya, ini adalah pengalaman yang penting untuk membuat kita menggunakan AI dengan lebih bijaksana lagi.
Dalam seminar #AITalks: AI dan The Dark Side ini, panelis menjelaskan bahwa meskipun AI menawarkan kemajuan teknologi yang luar biasa dan memudahkan beberapa kegiatan kita, AI juga membawa efek yang negatif dan risiko yang signifikan. Efek negatifnya adalah membuat pengguna menjadi malas berpikir, kecanduan, bahkan sangat tergantung dengan jawaban AI, yang menyebabkan kita terlalu percaya pada jawabannya tanpa berpikir kritis atau melakukan cek terlebih dahulu. Nah, jika seseorang memiliki tujuan yang salah ketika menggunakan AI, maka AI bisa menjadi alat yang melukai orang lain. Contohnya, mulai dari pembuatan deep fake untuk menipu orang lain, membuat narasi buatan terkait orang tertentu, sampai pengambilan data privasi seseorang. Dengan banyaknya hal negatif dan risiko yang dibawa AI, maka muncul pertanyaan sejauh mana kita sebagai umat Kristen dan gereja harus menggunakan AI dalam ibadah kita. Oleh karena itu, kita diingatkan bahwa kita pun harus menebus teknologi AI agar bisa dipakai dengan motivasi yang benar, tujuan yang benar, dan cara yang benar. Tanpa pengawasan yang ketat, AI bisa menjadi alat yang membahayakan pikiran dan kebebasan individu.
Dari seminar ini, saya juga belajar bahwa ketika AI digunakan dengan baik dan dalam pengawasan yang ketat, maka AI dapat menjadi asisten yang sangat berguna, bahkan bisa membantu masa depan gereja. Misalnya, terkait Pendalaman Alkitab (PA). Kini, PA bisa dilakukan dengan menggunakan AI sebagai alat yang membantu kita untuk mempelajari Alkitab secara lebih detail. Tentunya, kita tetap harus mengecek ulang jawaban AI, apakah sesuai kebenaran firman Tuhan atau tidak. Dengan begitu, kita sendiri juga belajar untuk tidak menyebarkan misinformasi. Akan tetapi, di sisi lain, ketika seseorang hanya bergantung pada AI dan langsung memakai hasil AI tanpa diolah terlebih dahulu ketika mempersiapkan materi khotbah atau pelayanan, maka akan ada risiko kehilangan sentuhan manusiawi yang menjadi inti dari pelayanan gerejawi.
Setelah saya mengikuti seri seminar #AITalks: AIdan The Dark Side I dan II ini, saya makin sadar bahwa AI memiliki banyak akibat negatif apabila kita menggunakan AI tanpa batasan atau dengan tidak bijaksana. Saya merasa AI adalah anugerah, sekaligus tantangan. Seperti pedang bermata dua, teknologi ini dapat digunakan untuk kebaikan atau kejahatan, tergantung pada bagaimana kita menggunakannya. Gereja dipanggil untuk menjadi pelopor dalam menggunakan AI dengan cara yang mencerminkan kasih, keadilan, dan kebenaran. Dengan memahami sisi gelap AI, salah satu aspek yang diungkap dalam seminar ini adalah gereja dapat mengambil langkah proaktif untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan manfaatnya.
Saya mengajak Sahabat SABDA untuk menyimak arsip video seminar ini agar bisa mendapatkan berkatnya juga. Silakan berkunjung ke situs SABDA AI. Apabila ingin mendapat informasi seputar kegiatan YLSA, silakan mengontak kami di: 0821-3313-3315 atau 0881-2979-100. Sampai jumpa dalam acara SABDA selanjutnya. Tuhan Yesus Memberkati kita semua!
Kenal Mitra SABDA: STT Intheos Surakarta & Kenal Produk: Paket Paskah 2025
Shalom Sahabat SABDA. Senang sekali bisa menyapa Sahabat SABDA lagi melalui tulisan saya kali ini. Saya mau berbagi pengalaman nih ketika mengikuti dua acara live melalui IG @sabda_ylsa yang berlangsung pada Maret, yaitu Kenal Mitra: STT Intheos Surakarta pada 10 Maret dan Kenal Produk: Paket Paskah 2025 pada 24 Maret. Kedua acara ini benar-benar membawa berkat dan wawasan baru bagi saya.
Dalam Kenal Mitra ini, Ibu Evi, sebagai host, ngobrol santai dengan Ibu Ruwi dan Bapak Adi dari STT Intheos Surakarta. Mereka bercerita tentang perjalanan kemitraan STT Intheos dengan SABDA, mulai dari pemanfaatan bahan digital untuk mengajar, pelatihan teknologi bagi mahasiswa, sampai keterlibatan dalam berbagai program pelayanan digital. Saya merasakan semangat yang luar biasa dalam percakapan ini, terutama ketika mereka membahas pentingnya memperlengkapi generasi muda untuk melayani Tuhan dengan alat-alat digital yang relevan. Menurut saya, STT Intheos dan SABDA punya visi yang sejalan: memperlengkapi pelayan Tuhan secara utuh, baik secara rohani maupun teknologi.
Untuk acara kedua, yaitu Kenal Produk, Ibu Evi ditemani oleh Sdr. Yoesmarlan dari tim SABDA Resources. Mereka mengupas tuntas produk YLSA, yaitu Paket Paskah 2025, yang menurut saya luar biasa lengkap! Ada renungan harian, komik digital dari Kingstone Indonesia, bahan seminar, sampai media kit. Semua bahan ini bisa digunakan oleh gereja, komunitas, sekolah, maupun pribadi yang ingin merayakan Paskah dengan cara yang kreatif dan tetap alkitabiah. Bagi saya, yang paling menarik adalah semuanya gratis dan bisa langsung diakses lewat situs SABDA Paskah.
Menurut saya, kedua acara IG Live ini saling melengkapi. Di satu sisi, saya diajak melihat bagaimana kolaborasi digital bisa memperluas dampak pelayanan teologi. Di sisi lain, saya dibekali dengan sumber-sumber bahan praktis yang membantu merayakan Paskah secara bermakna. Menariknya juga, suasana acara live ini terasa santai, tetapi isinya padat. Jika Sahabat SABDA belum sempat mengikuti kedua IG Live ini, saya sangat menyarankan untuk mampir ke Instagram @sabda_ylsa dan menonton arsip video kedua acara ini. Selain di Instagram, Sahabat SABDA juga bisa mengakses arsipnya di situs SABDA Live.
Oke, sampai di sini dulu ya tulisan saya kali ini. Terima kasih sudah membacanya sampai selesai. Sampai jumpa di cerita-cerita menarik berikutnya dari pelayanan SABDA. Mari terus bergerak bersama dalam pelayanan digital, membawa firman Tuhan makin dekat dan relevan untuk generasi ini! Salam AI-4-GOD!
SABDA Youth Learning Center Maret 2025: Pengorbanan dan Penebusan
Hai, Sahabat SABDA! Bersyukur sekali bisa kembali menyapa dan berbagi cerita dengan Sahabat SABDA! Kali ini, saya ingin berbagi pengalaman luar biasa dari Youth Learning Center (YLC) edisi Maret yang telah berlangsung pada 17–20 Maret 2025. Tema yang kami bahas adalah Sacrifice & Atonement (Pengorbanan dan Penebusan). Puji Tuhan, sebanyak 27 peserta terlibat dalam YLC Maret. Sebagai fasilitator, saya sangat bersyukur bisa mengenal dan berdiskusi bersama teman-teman youth dari berbagai latar belakang. Diskusi YLC ini berlangsung selama empat hari, dan setiap harinya penuh dengan insight baru dan semangat untuk berdiskusi.
Diskusi diawali dengan menonton video dari The Bible Project yang berjudul Pengorbanan dan Penebusan. Peserta diajak menelusuri bagaimana dosa merusak hubungan manusia dengan Allah. Dalam Perjanjian Lama, Allah menetapkan sistem pengorbanan hewan sebagai simbol penebusan. Namun, dalam Perjanjian Baru, Yesus Kristus datang sebagai korban yang sempurna. Melalui salib dan kebangkitan-Nya, Ia mematahkan kuasa dosa dan memberi keselamatan kepada siapa pun yang percaya. Baptisan dan perjamuan kudus kini menjadi lambang kasih dan karya penebusan Kristus.
Pada hari kedua, peserta diberi tugas untuk mencari bahan multimedia seputar pengorbanan dan penebusan dari berbagai sumber. Hasilnya sangat beragam, ada yang berbagi konten khotbah, video refleksi, grafis, dan berbagai konten media sosial. Bahan-bahan ini dapat memperkaya diskusi dengan peserta saling menanggapi. Hari ketiga, kami kembali menyimak video dari The Bible Project yang berjudul Mesias. Peserta diajak merenungkan bagaimana nubuat tentang kedatangan Mesias digenapi dalam pribadi Yesus Kristus. Ia adalah Raja yang dijanjikan, tetapi datang sebagai Hamba yang menderita dan menggenapi rencana keselamatan Allah. Sebagai penutup, pada hari ke-4, peserta kembali ditantang untuk mencari konten digital yang relevan dengan tema Mesias. Hasil pencarian peserta sangat beragam, mulai dari konten-konten di Instagram, TikTok, hingga Podcast rohani. Nah, pada hari terakhir, kami mengadakan Appreciation Night yang dilakukan secara live di Instagram @sabda_mlc. Dalam acara ini, kami mengapresiasi rekan-rekan yang telah berkomitmen mengikuti diskusi hingga selesai.
Secara keseluruhan, diskusi dalam YLC Maret 2025 jadi momen pembelajaran yang seru, interaktif, dan penuh makna. Bagi Sahabat SABDA yang belum sempat ikut, jangan lewatkan YLC pada bulan-bulan selanjutnya. Sampai jumpa dalam YLC berikutnya, Sahabat SABDA! Tuhan Yesus memberkati!
Shema — Awal yang Menjadi Panggilan
Saya bersyukur karena pada 24 – 27 Februari 2025 menjadi momen yang sangat spesial. Selain mengusung tema yang kuat Shema, momen ini juga menandai resminya peluncuran perdana diskusi SABDA Youth Learning Center (YLC).
Sebagai bagian dari tim YLC, saya ikut terlibat dalam persiapannya. Saya merasa seperti sedang membuka lembaran baru: ruang belajar untuk generasi muda yang rindu bertumbuh dalam iman, bukan hanya secara pengetahuan, tetapi juga dalam ketaatan kepada Tuhan.
Tema perdana, Shema, bukan sekadar kata asing. Ini adalah panggilan. Dari Ulangan 6:4-5, kita diajak bukan hanya “mendengar” dengan telinga, tetapi merespons dengan hidup. “Dengarlah, hai Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa. Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.”
Sebelum diskusi dimulai, dibagikan video singkat berdurasi sekitar 1 menit dari The Bible Project yang berjudul Shema di WAG. Dari video tersebut, saya mulai bertanya: Apakah saya benar-benar mendengar suara Tuhan? Atau, hanya membiarkan firman-Nya lewat begitu saja? Video itu membuat diskusi pada hari pertama menjadi sangat mengena: pada era digital yang bising, bagaimana kita bisa menjadi generasi yang mendengar Tuhan dengan sungguh-sungguh?
Diskusi hari kedua dan ketiga membawa kami masuk lebih dalam lagi. Diskusinya ringan, tetapi bermakna dan menggugah kami untuk tidak hanya “mendengar”, tetapi juga melakukan — mulai dari hal kecil, seperti saat teduh yang konsisten dan memiliki keberanian untuk bersaksi di tengah komunitas. Yang saya sukai, diskusi ini tidak “menggurui”. Kami belajar bersama, saling mendengar, dan membangun.
Salah satu momen yang paling saya ingat adalah saat seseorang berkata, “Shema itu bukan tentang hafal firman Tuhan, tetapi hidup dalam firman Tuhan.” Kata-kata ini seperti cermin — mengingatkan saya bahwa relasi dengan Tuhan bukan soal teori, tetapi tindakan nyata. Saya sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari awal perjalanan SABDA YLC ini. Bukan hanya karena temanya yang kuat, tetapi karena saya sadar: inilah komunitas yang saya butuhkan. Komunitas yang mendorong untuk terus bertumbuh — sebagai pemuda Kristen yang belajar mendengar dan taat kepada Tuhan.
Februari adalah awal diskusi YLC, dan Shema adalah panggilan. Saya percaya ini bukan sekadar program, tetapi sebuah gerakan. Dan, saya siap berjalan di dalamnya. Bagi Sahabat SABDA yang berusia 15 — 30 tahun bisa banget untuk mengikuti SABDA YLC ini. Silakan menghubungi kami di WA 0821-3313-3315 untuk informasi selanjutnya ya!
